

Sebelum terjun ke bisnis pertanian, hal paling penting yang harus dipahami petani adalah perhitungan Harga Pokok Produksi (HPP). Petani harus mengetahui seluruh biaya yang dikeluarkan sejak proses penanaman—mulai dari benih hingga panen—agar tidak merugi saat menentukan harga jual. Misalnya, jika HPP suatu komoditas mencapai Rp8.000 per kilogram, jangan sampai komoditas tersebut dijual kepada tengkulak dengan harga Rp5.000 per kilogram hanya karena ingin cepat menjual hasil panen.
Selain memahami HPP, petani juga harus memiliki pengetahuan mengenai distribusi. Petani perlu mengetahui ke mana produk akan dijual, apakah ke tengkulak, pengepul, atau langsung kepada konsumen. Jika ingin menjual sendiri, kapasitas pasar yang mampu menyerap produk juga harus diukur dengan tepat. Banyak orang ingin membangun usaha pertanian dalam skala besar, tetapi sering kali belum memahami ke mana arah pasarnya. Akibatnya, mereka kebingungan setelah panen karena tidak tahu harus menjual kepada siapa.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Nama saya Bung Yadi. Selamat datang di Ayoda Farm, salah satu mini food estate yang berlokasi di Kota Tangerang. Kami memulai kegiatan di dunia pertanian sekitar dua setengah tahun yang lalu dengan mengembangkan konsep mini food estate atau kompleks ketahanan pangan. Konsep ini lahir dari keresahan terkait masalah pangan serta tata niaga pertanian di Indonesia. Melalui berbagai proses riset dan eksplorasi, kami akhirnya menemukan mekanisme dan sistem yang menurut kami ideal untuk diterapkan.
Menarik Untuk Dibaca : Narasi Yang Menggerakkan Bisnis
Di Ayoda Farm, konsep ketahanan pangan diwujudkan melalui beberapa komponen penting, antara lain sayuran, buah-buahan, ikan, telur, dan daging. Kami memproduksi sayuran seperti pakcoy dan selada, protein hewani berupa telur ayam dan telur bebek, ikan nila dengan sistem RAS, ayam kampung untuk daging, serta buah melon sebagai wakil komoditas buah. Seluruh komoditas tersebut dirancang agar panen dapat dilakukan setiap hari. Misalnya, produksi pakcoy mencapai 25 kilogram per hari, sementara selada sekitar 10 kilogram.
Bisnis pertanian pada dasarnya sangat menarik dan tetap menjanjikan. Namun, seperti disebutkan sebelumnya, dua hal yang harus dikuasai petani sejak awal adalah perhitungan HPP dan pemahaman distribusi. Petani juga harus menentukan tujuan produksi sejak awal. Sebagai contoh, jika membangun greenhouse seluas 200 meter khusus untuk melon, maka harus jelas apakah hasil panennya akan dijual secara langsung atau diolah menjadi wisata petik buah.
Sayangnya, banyak orang di Indonesia ingin langsung mengembangkan usaha pertanian dalam skala besar tanpa memahami dasar-dasarnya. Karena itu, kami selalu menyarankan agar memulai dari skala kecil. Dengan begitu, petani dapat memahami pola produksi, perhitungan HPP, serta perilaku distribusi sebelum melakukan ekspansi.
Pertanyaan yang sering muncul adalah mengapa petani tidak dapat langsung menjual produk ke supermarket. Jawabannya adalah karena prosesnya tidak sesederhana yang dibayangkan. Untuk masuk ke supermarket, ada prosedur tukar faktur, kontrabon, aturan grading, serta sistem pembayaran yang menggunakan tempo—mulai dari 10 hari hingga tiga minggu. Jika ingin cepat, petani dapat menjual ke pengepul, tetapi harus memastikan harga jual tetap berada di atas HPP.
Di Ayoda Farm, kami menjalankan dua model bisnis: B2B dan B2C. Untuk B2B, kami memasok sayur dan melon ke beberapa supermarket, toko buah modern, dan toko buah di sekitar Tangerang. Sementara untuk komoditas lain seperti ayam, bebek, telur, atau ikan, kami melayani B2C, di mana konsumen datang langsung ke Ayoda Farm atau melalui pesanan dari rumah makan.
Kami meyakini bahwa bisnis pertanian akan selalu menguntungkan selama manusia masih membutuhkan makanan. Tantangannya bukan pada pasarnya, tetapi pada bagaimana petani memahami mekanisme pemasaran dan alur distribusi. Itulah sebabnya petani harus memahami market sebelum memperbesar produksi. Jangan sampai membangun usaha besar, tetapi bingung ke mana hasil panennya akan dijual. Mulailah dari produksi kecil, pahami alurnya, lalu lakukan scale up ketika sudah benar-benar memahami sirkulasi bisnisnya.
Setiap kali kami membangun titik pertanian baru, kami selalu mendahulukan tenaga kerja dari masyarakat sekitar. Dengan demikian, Ayoda Farm tidak hanya membuka lapangan pekerjaan, tetapi juga memberikan dampak ekonomi bagi UMKM di lingkungan sekitar. Contohnya, pedagang jamu atau martabak kini dapat membeli telur dalam jumlah parsial. Jika biasanya mereka harus membeli lima kilogram di pasar, kini mereka dapat membeli tiga kilogram pagi hari dan dua kilogram di sore hari dengan akses yang lebih cepat.
Sebagai seorang muslim, prinsip tawakal menjadi fondasi dalam menjalankan bisnis pertanian. Namun, tawakal harus dibarengi dengan ikhtiar yang benar. Pertanian membutuhkan kepatuhan terhadap SOP, mulai dari pemberian pakan bebek petelur hingga proses polinasi pada tanaman melon. Tanpa mengikuti SOP, hasil yang diharapkan tidak akan tercapai.
Kami berharap pemerintah lebih serius memperhatikan ketahanan pangan, tidak hanya pada komoditas beras dan jagung, tetapi juga protein hewani. Protein sangat penting bagi kesehatan tubuh, terutama dalam mencegah stunting pada anak. Program-program pangan harus memasukkan unsur protein seperti ikan, telur, dan ayam sebagai komponen utama.
Bagi yang ingin berkunjung ke Ayoda Farm, dapat melihat informasi di Instagram kami @ayoda.farm. Kami menerima konsultasi, pertanyaan tentang produk, maupun pendaftaran kemitraan—saat ini khusus untuk komoditas melon karena permintaan yang tinggi. Kunjungan dibuka setiap hari Senin hingga Sabtu. Ayoda Farm menjadi tempat yang ideal bagi siapa pun yang ingin memulai bisnis pertanian dan membutuhkan visualisasi nyata, mulai dari hidroponik, pertanian organik, perikanan, budidaya bebek petelur, ayam petelur, hingga budidaya melon.
Menarik Untuk Ditonton : Pasangan Kompak, Sukses Bangun Bisnis
Mau Konsultasi?