Mengelola keuangan usaha sering kali jadi tantangan besar bagi para pelaku bisnis, apalagi yang baru memulai. Banyak yang merasa pusing duluan hanya mendengar kata “laporan keuangan” atau “arus kas”. Padahal, keuangan adalah nyawa dari bisnis. Tanpa pengelolaan yang baik, usaha yang bagus pun bisa tumbang. Tapi tenang, mengatur keuangan usaha itu nggak harus ribet, kok. Dengan pendekatan yang tepat dan cara yang simpel, kamu tetap bisa menjaga arus kas bisnis tetap lancar dan sehat.
Dalam artikel ini, kita akan bahas tuntas cara atur keuangan usaha tanpa ribet, dari pondasi paling dasar sampai ke strategi harian yang bisa langsung kamu praktikkan. Artikel ini juga menyisipkan kata kunci yang tepat seperti “cara mengatur keuangan usaha”, “pengelolaan keuangan bisnis”, dan “tips keuangan usaha” agar artikel ini optimal dan mudah ditemukan di mesin pencari seperti Google.
Menarik untuk kamu lihat : Cara Mengoptimalkan Affiliate
Pentingnya Mengatur Keuangan Usaha Sejak Awal
Banyak pemilik usaha yang menyepelekan pentingnya pengelolaan keuangan usaha di awal. Mereka merasa cukup mengandalkan catatan manual atau bahkan sekadar mengingat-ingat transaksi. Tapi seiring berjalannya waktu, arus transaksi makin ramai, biaya operasional meningkat, dan laporan laba-rugi makin rumit. Di sinilah banyak yang akhirnya kelabakan.
Mengatur keuangan sejak awal akan membantumu mengetahui dengan jelas berapa modal yang sudah keluar, berapa pemasukan harian, mingguan, hingga bulanan, dan apakah usahamu benar-benar untung atau malah diam-diam merugi.
Pengelolaan keuangan usaha juga penting untuk menghindari keputusan impulsif yang bisa membahayakan kelangsungan bisnis. Dengan catatan keuangan yang rapi, kamu bisa lebih percaya diri dalam mengambil keputusan strategis, seperti ekspansi, menambah stok, atau bahkan merekrut karyawan baru.
Pisahkan Uang Pribadi dan Uang Usaha, Ini Wajib Banget
Kesalahan klasik yang sering terjadi dalam pengelolaan keuangan bisnis adalah mencampur uang pribadi dengan uang usaha. Ini mungkin terlihat sepele, tapi dampaknya bisa sangat besar. Ketika uang usaha dan uang pribadi bercampur, kamu akan kesulitan mengetahui performa sebenarnya dari bisnis yang kamu jalani.
Solusi paling sederhana adalah dengan membuka rekening khusus untuk bisnis. Gunakan rekening itu hanya untuk transaksi usaha. Semua pemasukan dan pengeluaran yang terkait dengan bisnis harus tercatat dan masuk ke rekening tersebut. Ini akan memudahkan kamu untuk melacak pengeluaran, mengecek cash flow, hingga menghitung laba bersih.
Memisahkan uang pribadi dan usaha juga akan membantu kamu lebih disiplin dalam penggunaan uang. Jadi kamu nggak akan tiba-tiba ‘mengambil’ uang usaha untuk keperluan pribadi, yang seringkali bikin arus kas jadi nggak stabil.
Pahami Arus Kas (Cash Flow): Jangan Sampai Minus!
Arus kas adalah darah dari bisnis. Ketika arus kas lancar, bisnis akan berjalan sehat. Tapi kalau arus kas tersendat, bisnis bisa kolaps meskipun penjualannya bagus. Maka dari itu, memahami arus kas adalah langkah penting dalam cara mengatur keuangan usaha yang benar.
Cash flow terdiri dari tiga komponen utama: pemasukan, pengeluaran, dan saldo akhir. Idealnya, pemasukan harus lebih besar dari pengeluaran. Tapi, nggak semua pemasukan dan pengeluaran terjadi dalam waktu yang bersamaan. Kadang kamu harus membayar vendor lebih dulu, sementara pembayaran dari pelanggan baru cair minggu depan. Inilah yang sering bikin arus kas jadi minus.
Solusinya adalah dengan membuat proyeksi arus kas setiap minggu atau setiap bulan. Catat semua pengeluaran yang akan datang dan bandingkan dengan pemasukan yang diperkirakan. Jika terlihat akan ada kekurangan, kamu bisa segera mengambil langkah, misalnya menunda pembelian stok atau mempercepat tagihan ke pelanggan.
Catat Semua Transaksi, Sekecil Apa pun
Ini mungkin terdengar membosankan, tapi mencatat semua transaksi adalah kebiasaan yang harus dimiliki semua pelaku usaha. Tanpa pencatatan yang rapi, kamu akan sulit tahu kemana larinya uang usaha.
Saat ini sudah banyak aplikasi keuangan usaha yang bisa digunakan secara gratis maupun berbayar, seperti BukuWarung, Moka POS, Jurnal, dan sebagainya. Tapi kalau kamu belum siap pakai aplikasi, catatan manual pun tidak masalah asalkan disiplin.
Catat setiap pemasukan dan pengeluaran. Termasuk transaksi kecil seperti membeli air galon untuk toko, atau uang parkir saat antar barang. Semua harus tercatat. Dari catatan inilah nantinya kamu bisa menyusun laporan keuangan sederhana seperti laporan laba rugi atau neraca keuangan.
Bikin Anggaran Bulanan untuk Bisnismu
Sama seperti keuangan pribadi, bisnis juga butuh anggaran. Dengan membuat anggaran bulanan, kamu bisa menentukan batas maksimal untuk tiap jenis pengeluaran, misalnya biaya produksi, biaya promosi, gaji karyawan, hingga dana darurat.
Anggaran ini akan menjadi panduan saat kamu membuat keputusan keuangan. Kalau ternyata biaya promosi sudah melampaui anggaran di pertengahan bulan, maka kamu bisa mengevaluasi apakah promosi itu benar-benar efektif, atau justru perlu dialihkan ke strategi lain.
Selain itu, anggaran juga membantumu merencanakan pertumbuhan bisnis. Kamu bisa menyisihkan sebagian laba untuk pengembangan usaha, investasi alat baru, atau membuka cabang baru di masa depan.
Gunakan Aplikasi atau Software Akuntansi Sederhana
Di zaman digital seperti sekarang, banyak sekali tools yang bisa membantumu dalam pengelolaan keuangan usaha. Kamu nggak perlu jago akuntansi, cukup pilih aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan usahamu.
Beberapa aplikasi populer yang bisa kamu coba antara lain:
BukuKas: Cocok untuk usaha kecil dan menengah. Mudah digunakan dan bisa mencatat utang-piutang juga.
Jurnal.id: Lebih lengkap dengan fitur akuntansi modern, cocok untuk bisnis yang sudah berkembang.
QuickBooks: Alternatif internasional yang punya fitur lengkap dan dukungan cloud.
Moka POS: Cocok untuk usaha retail atau kuliner, terintegrasi langsung dengan kasir.
Menggunakan aplikasi akan sangat membantu dalam membuat laporan otomatis, menghitung laba rugi, hingga mengecek stok barang secara real-time.
Bentuk Dana Darurat Usaha: Siapkan Payung Sebelum Hujan
Tak hanya individu, bisnis pun butuh dana darurat. Kondisi pasar bisa berubah kapan saja. Bisa jadi tiba-tiba supplier menaikkan harga, atau permintaan mendadak turun drastis. Dalam kondisi seperti ini, dana darurat akan jadi penyelamat.
Dana darurat bisnis idealnya setara dengan 3–6 bulan operasional usaha. Dana ini tidak boleh digunakan untuk hal lain kecuali keadaan benar-benar mendesak. Simpan dana ini di rekening terpisah atau dalam bentuk tabungan yang mudah dicairkan.
Dengan dana darurat, kamu bisa tetap tenang menjalankan usaha meskipun menghadapi tantangan mendadak. Ini adalah bentuk manajemen risiko yang sangat penting dalam pengelolaan keuangan bisnis.
Lakukan Evaluasi Keuangan Secara Berkala
Mengatur keuangan usaha tidak berhenti hanya pada pencatatan dan pemisahan rekening. Kamu juga harus rutin melakukan evaluasi keuangan. Setidaknya sebulan sekali, luangkan waktu untuk mengecek kembali laporan keuangan yang kamu buat.
Tanyakan pada dirimu sendiri:
Apakah pengeluaran bulan ini sesuai anggaran?
Apakah pemasukan meningkat dari bulan sebelumnya?
Adakah transaksi yang janggal atau pemborosan?
Berapa keuntungan bersih yang didapatkan?
Evaluasi ini sangat berguna untuk mengetahui arah perkembangan bisnis. Kalau hasil evaluasi menunjukkan ada masalah, kamu bisa segera melakukan perbaikan. Tapi kalau semuanya sehat, kamu bisa menyusun strategi ekspansi dengan lebih percaya diri.
Pertimbangkan Konsultasi dengan Ahli Keuangan atau Akuntan
Kalau kamu merasa kewalahan atau tidak yakin dengan laporan keuangan yang kamu buat, jangan ragu untuk minta bantuan. Konsultasi dengan akuntan atau konsultan keuangan bisa memberikan wawasan yang lebih dalam tentang kondisi keuangan usahamu.
Mereka bisa membantumu membaca laporan keuangan, menyusun strategi perpajakan, hingga memberikan saran dalam hal pengembangan usaha. Walau mungkin ada biaya yang harus dikeluarkan, tapi manfaat jangka panjangnya sangat besar, terutama jika usahamu sudah mulai berkembang.
Mengatur Keuangan Usaha Itu Bisa Gampang Kalau Kamu Konsisten
Mengatur keuangan usaha itu bukan tugas yang cuma bisa dilakukan oleh orang keuangan atau yang kuliah di bidang akuntansi. Siapa pun bisa melakukannya, asal punya kemauan belajar dan mau disiplin. Cara mengatur keuangan usaha tanpa ribet bukanlah mitos, tapi kenyataan yang bisa kamu praktikkan setiap hari.
Mulailah dari hal sederhana: pisahkan uang pribadi dan usaha, catat semua transaksi, buat anggaran, dan evaluasi rutin. Seiring waktu, kamu akan terbiasa dan menemukan pola pengelolaan yang paling cocok dengan gaya bisnismu.
Ingat, keuangan yang sehat akan membawa bisnismu tumbuh dengan stabil. Jadi jangan tunda lagi, yuk mulai atur keuangan usahamu dari sekarang!
Menatik untuk kamu baca : strategi promo tanpa diskon
Mau Konsultasi?