Unique Journey Dea Modis
Di tengah kesibukan menjalani peran sebagai ibu rumah tangga dengan dua orang anak, Tuliswati menemukan ketertarikan mendalam terhadap dunia kerajinan tangan. Awalnya, Ia memanfaatkan waktu luangnya untuk mencoba membuat karya sederhana dari kain. Namun seiring waktu, aktivitas tersebut berkembang menjadi ekspresi diri dan sumber pemasukan baru bagi keluarga. Melihat semangat dan ketekunan tersebut, suami Tuliswati, menjadi pendukung utama yang mendorong setiap upaya sang istri untuk terus mengembangkan potensinya. Dari sudut kecil dirumahnya, lahirlah karya-karya penuh warna, yang sampai saat ini menjadi bagian dari identitas brand Dea Modis.
Dimulai dari pelatihan menjahit tingkat dasar, kemudian dilanjutkan pelatihan menjahit tingkat lanjut, hingga ke pelatihan menjahit tingkat mahir, pengalaman inilah yang menjadi gerbang awal bagi Tuliswati untuk mengenal lebih luas dunia keterampilan tangan. Setelah mahir menjahit, Ia pun mulai mendalami pelatihan-pelatihan lanjutan seperti pelatihan bordir, pelatihan sulam, pelatihan merajut, dan masih banyak lagi pelatihan kerajinan tangan yang diikuti oleh Tuliswati. Semua ini Ia jalani dengan antusias, hingga suatu saat bertemulah dengan pelatihan jumputan yang diselenggarakan oleh Dharma Wanita Persatuan SMK se-Kota Yogyakarta. Tuliswati bisa mengikuti kegiatan tersebut karena suaminya berprofesi sebagai guru di salah satu SMK Negeri di Yogyakarta.
Dari pelatihan itulah, Tuliswati melihat bahwa kerajinan jumputan tidak hanya memiliki nilai histori dan budaya yang kuat, tetapi juga menyimpan potensi ekonomi yang menjanjikan. Dengan semangat ingin berbagi ilmu dan keinginan untuk memberdayakan sesama, akhirnya Tuliswati mengajak Ibu Rumah Tangga di lingkungan sekitar untuk berkarya dengan mengadakan pelatihan jumputan di Kantor Kelurahan Tahunan. Setelah pelatihan berlangsung, para Ibu Rumah Tangga sepakat untuk membentuk kelompok yang diberi nama Batik Jumput Batikan. Harapannya kelompok ini dapat menjadi ruang untuk berkarya, belajar, tumbuh bersama, serta menambah penghasilan.
Waktu berlalu, kelompok Batik Jumput Batikan berkembang cukup pesat, karena mendapat dukungan dari pemerintah mulai dari tingkat Kelurahan, Kota, sampai Provisinsi. Semua memberikan atensi yang baik terhadap kelompok Batik Jumput Batikan yang diwujudkan melalui fasilitasi pameran di berbagai event, serta berbagai pelatihan bagi anggota kelompok untuk memajukan kelompok Batik Jumput Batikan. Kehadiran kelompok ini tidak hanya memberikan dampak ekonomi, tetapi juga memperkuat peran perempuan dalam ranah produktif dan kreatif di masyarakat.
Seiring berjalannya waktu, kemampuan para anggota Batik Jumput Batikan terus berkembang, tidak hanya mahir dalam teknik pembuatan jumputan, tapi juga mampu memproduksi dan memasarkan hasil karyanya secara mandiri. Dari semangat itulah, mulai bermunculan berbagai toko dan usaha kecil berbasis kerajinan jumputan di lingkungan Kelurahan Tahunan. Masing-masing anggota membawa identitas dan karakter yang unik. Salah satu yang menonjol adalah Dea Modis, sebuah brand yang lahir dari anggota komunitas Batik Jumput Batikan yang memiliki visi untuk menghadirkan jumputan dalam sentuhan modern dan kekinian, tanpa meninggalkan akar budaya lokal.
Pada awal terbentuknya, Dea Modis hadir sebagai sebuah usaha penjahit pakaian wanita atau yang dikenal dengan istilah modiste. Fokus utama saat itu adalah membuat busana perempuan dengan potongan yang anggun, rapi, dan menyesuaikan kebutuhan pelanggan. Namun, titik balik terjadi pada tahun 2010, saat pertama kali mengenal kerajinan kain jumputan sebuah teknik pewarnaan tradisional yang unik dan kaya nilai budaya.
Melihat potensi estetika dan nilai jual dari kain jumputan, Dea Modis kemudian mulai mengembangkan lini produk baru yang menggabungkan teknik menjahit modiste dengan kerajinan kain jumputan. Untuk mempermudah masyarakat mengenal produk ini, terutama karena batik lebih dahulu populer di kalangan konsumen luas, maka dipilihlah nama “Dea Modis Batik dan Jumputan”. Nama tersebut mencerminkan upaya awal dalam mengenalkan jumputan melalui pendekatan yang familiar, yaitu batik.
Pada periode awal produksi, motif jumputan Dea Modis masih menggunakan bentuk-bentuk tradisional yang sederhana umumnya berupa pola bulat dengan variasi ukuran yang dikombinasikan secara repetitif. Hal ini mencerminkan tahap awal eksplorasi dalam dunia kerajinan jumputan yang masih sangat mengandalkan pola dasar turun-temurun. Namun seiring waktu, seiring pula meningkatnya literasi dan pemahaman tentang teknik jumputan. Melalui berbagai program pelatihan yang diinisiasi pemerintah, kunjungan belajar langsung ke sentra-sentra pengrajin, hingga partisipasi aktif dalam komunitas kreatif, pemahaman akan potensi ekspresi dalam jumputan pun semakin berkembang.
Dari proses belajar dan eksplorasi yang konsisten itu, Ibu Tuliswati mulai menciptakan motif-motif baru yang terinspirasi dari lingkungan sekitar seperti motif kelokan soga, motif tugu jogja, motif kelok Sembilan, motif badai badai matahari, motif daun, hingga motif flora dan fauna. Semuanya menjadi sumber ide visual yang kemudian dituangkan menjadi motif kain yang khas, desain dirancang secara mandiri dan dikembangkan melalui proses uji coba berulang, baik dari segi teknik ikat maupun komposisi warna.
Pencarian “resep warna” pun bukan perkara mudah. Proses pewarnaan dilakukan berulang kali untuk menemukan warna yang sesuai dengan karakter motif dan nilai estetikanya. Kadang hasil yang keluar tidak sesuai ekspektasi, namun dari situlah muncul inovasi-inovasi baru yang memperkaya karakter visual produk Dea Modis.
Dengan berbagai eksperimen warna yang dilakukan selama proses produksi, Dea Modis tidak hanya berfokus pada hasil akhir yang estetis, tetapi juga pada tanggung jawab terhadap lingkungan di setiap tahap pengerjaannya. Pewarnaan kain yang menjadi salah satu proses inti dalam pembuatan jumputan handmade, tentunya menghasilkan limbah baik dalam bentuk cair maupun sisa material. Namun, Dea Modis berkomitmen untuk tidak membiarkan hal itu menjadi ancaman bagi alam sekitar.
Setiap tetes limbah pewarnaan yang dihasilkan tidak langsung dibuang begitu saja. Tim produksi telah menerapkan sistem pengelolaan limbah sederhana namun bertanggung jawab, mulai dari pemisahan limbah padat dan cair, pengendapan alami, hingga penggunaan kembali air bekas celupan untuk proses awal pencelupan berikutnya. Untuk pewarna sintetis, pengelolaannya disesuaikan dengan standar keamanan agar tidak mencemari saluran air. Sedangkan untuk pewarna alami, limbahnya dimanfaatkan untuk kompos atau dikembalikan ke tanah sebagai bahan organik.
Langkah ini merupakan bentuk kepedulian Dea Modis terhadap lingkungan hidup dan komunitas sekitarnya. Sebagai usaha rumahan yang berkembang dari kawasan pemukiman, Dea Modis menyadari betul pentingnya menjaga keseimbangan antara produktivitas dan kelestarian lingkungan. Oleh karena itu, inovasi tidak hanya dilakukan pada motif dan desain, tetapi juga pada sistem kerja yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Motif jumputan yang dibuat pada periode awal dahulu masih menggunakan motif jumputan tradisional yang berbentuk bulat dengan kombinasi ukuran saja, kemudian seiring tingkat literasi dan pengetahuan tentang jumputan meningkat sedikit demi sedikit melalui program pelatihan dari pemerintah, study langsung ke berbagai pengerajin, mengikuti komunitas pengerajin dan lain sebagainya, maka terbentuklah motif yang terinpirasi dari lingkungan, motif yang di desain langsung oleh Ibu Tuliswati, dengan bermacam teknik jumputan yang dikembangkan secara uji coba, serta proses pewarnaan yang tentu saja juga tidak mudah untuk menemukan resep warna yang cocok dan sesuai yang diinginkan.
Pada tahap awal perjalanan usahanya, Ibu Tuliswati memulai pemasaran produk dengan cara yang sangat sederhana secara konvensional, dari mulut ke mulut serta jejaring yang dibangun dengan komunikasi secara langsung secara intens dan baik. Seperti contoh, Segala bentuk kegiatan yang diselenggarakan oleh pemerintah, baik tingkat kelurahan hingga kota, selalu diikuti dengan penuh kesungguhan. Ia hadir tidak hanya sebagai peserta, tetapi juga sebagai representasi dari semangat lokalitas, keuletan, dan profesionalisme. Setiap kali diberi kesempatan untuk mengikuti pameran, baik yang bersifat undangan maupun hasil pendaftaran mandiri, Bu Tuliswati menjalaninya dengan sepenuh hati berusaha untuk tidak mengecewakan siapa pun yang telah mempercayakannya.
Tak berhenti sampai di situ, personal branding yang dibangun oleh Ibu Tuliswati juga sangat kuat dan konsisten. Dalam setiap kesempatan baik saat menghadiri acara resmi, pertemuan warga, maupun aktivitas sehari-hari ia selalu mengenakan pakaian jumputan hasil karya sendiri. Dengan cara ini, tanpa harus banyak berbicara, identitasnya sebagai pengrajin dan pelaku usaha jumputan melekat kuat di benak masyarakat. Lama-kelamaan, nama Ibu Tuliswati menjadi sangat identik dengan produk jumputan. Ia tidak hanya dikenali sebagai pembuatnya, tetapi juga sebagai sosok yang mewakili semangat pemberdayaan dan pelestarian budaya melalui karya nyata yang bisa dipakai dan dibanggakan.
Produk pertama yang dibuat oleh Dea Modis adalah kain jumputan berukuran 2 x 1,15 meter, menggunakan bahan katun dan pewarna sintetis. Pilihan ini bukan tanpa alasan—kain katun dipilih karena mudah menyerap warna, nyaman dipakai, dan relatif terjangkau sebagai bahan uji coba produksi awal. Sedangkan penggunaan pewarna sintetis saat itu dilakukan karena lebih mudah ditemukan dan menghasilkan warna yang tajam, sebagai langkah awal untuk memahami karakter dasar motif dan proses pewarnaan jumputan.
Dari lembaran kain itulah, proses eksplorasi dan eksperimen pun dimulai. Motif-motif sederhana mulai diuji coba, dari pola bulat tradisional hingga kombinasi bentuk dasar lain yang dikembangkan secara manual. Teknik ikat, lilit, dan celup dilakukan secara berulang untuk mencari hasil terbaik. Meskipun hasilnya belum sempurna, proses ini menjadi pengalaman penting dalam membangun fondasi keahlian dan estetika desain khas Dea Modis. Dengan proses yang masih serba manual dan mengandalkan tenaga kerja ibu-ibu rumah tangga sekitar, Dea Modis secara konsisten mampu memproduksi sekitar 60 lembar kain per bulan. Angka ini tidak hanya menunjukkan kapasitas produksi awal, tetapi juga menggambarkan semangat kerja kolektif yang tumbuh dalam komunitas kecil yang dipelopori oleh Ibu Tuliswati.
Setiap lembar kain tidak hanya merupakan hasil karya, tetapi juga cermin dari ketekunan, eksperimen teknik, dan konsistensi produksi yang terus diasah dari waktu ke waktu. Dari sinilah, perjalanan Dea Modis sebagai penggerak kerajinan jumputan modern mulai membentuk jati diri dengan menekankan nilai keaslian, ketekunan, dan pemberdayaan lokal dalam setiap helai kain yang dihasilkan. Produksi skala kecil ini menjadi pondasi awal yang kokoh, karena dari sinilah Dea Modis belajar mengelola kualitas, konsistensi motif, serta membangun sistem kerja yang bertanggung jawab. Perjalanan panjang dari lembaran kain sederhana menuju produk fashion bernilai tinggi dimulai dari titik inilah titik yang membuktikan bahwa karya besar selalu lahir dari ketekunan kecil yang dilakukan terus-menerus.
Pada tahap awal pengembangan produk, warna-warna jumputan Dea Modis tampil sangat beragam. Hal ini merupakan hasil dari serangkaian eksperimen pewarnaan yang dilakukan secara intensif dan berani, tanpa takut gagal. Setiap proses celup menjadi pengalaman baru seolah membuka kemungkinan-kemungkinan visual yang tak terduga. Hasilnya? Karakter warna yang unik dan penuh kejutan. Kadang muncul warna yang mencolok dan berani, kadang justru warna lembut yang menenangkan. Tak jarang pula warna-warna yang muncul tak sesuai ekspektasi, namun justru memberi ide baru yang memperkaya khasanah warna jumputan Dea Modis.Keberagaman ini menjadi kekuatan tersendiri dalam menampilkan sisi artistik dan eksploratif dari brand di masa awal.
Model pakaian siap pakai yang dihasilkan Dea Modis masih tergolong sederhana dan monoton. Potongan seperti tunik dan blazer menjadi pilihan utama model yang aman, praktis, namun belum mampu menembus selera pasar yang lebih dinamis. Desain tersebut memang fungsional dan cocok untuk kalangan tertentu, tetapi belum cukup kuat untuk menarik minat segmen pasar yang lebih luas, terutama generasi muda yang menginginkan sentuhan gaya yang lebih berani dan kekinian.
Namun seiring berjalannya waktu, muncul tantangan yang tidak bisa diabaikan, terutama dalam menjaga konsistensi tampilan dan karakter visual dari brand. Meski keberagaman warna menjadi kekuatan di awal, namun tanpa arah desain yang terarah, produk-produk yang dihasilkan menjadi terlalu variatif hingga sulit dikenali sebagai bagian dari satu identitas merek.
Warna-warna yang berubah-ubah tanpa kurasi yang jelas, serta variasi motif yang belum terkonsolidasi dalam satu benang merah estetika, membuat produk sulit dipasarkan secara luas. Konsumen kesulitan mengenali ciri khas Dea Modis di antara banyaknya pilihan yang tersedia. Tidak adanya identitas warna dan desain yang konsisten juga menyulitkan brand untuk membangun positioning yang kuat di pasar.
Tantangan inilah yang mendorong Dea Modis untuk melakukan evaluasi kreatif. Proses produksi kemudian diarahkan pada penciptaan koleksi yang lebih terkurasi, motif yang memiliki filosofi jelas, serta palet warna yang disesuaikan dengan karakter brand dan segmen pasar yang dituju. Dari sini, Dea Modis mulai membentuk identitas visual yang kuat dan berkesinambungan, menjadikan setiap produk tidak hanya unik, tetapi juga mudah dikenali dan diingat oleh konsumen.
Dari berbagai tantangan dan keterbatasan itulah, sebuah pondasi penting mulai dibangun perlahan dan konsisten. Setiap kain yang dihasilkan, setiap proses pewarnaan, setiap potongan jahitan menjadi bagian dari portofolio pertama yang merekam perjuangan tanpa henti. Jejaring yang dimiliki saat itu masih sangat sempit. Belum ada strategi pemasaran digital, belum menyentuh media sosial, apalagi e-commerce. Bahkan untuk katalog produk pun, foto-fotonya diambil seadanya menggunakan kamera HP, tanpa pencahayaan khusus, tanpa studio dan tidak ada property. Hanya dengan niat memperkenalkan karya pada dunia luar.
Di sisi lain, perhitungan HPP (Harga Pokok Produksi) masih dilakukan secara kasar, dan belum ada sistem pengelolaan produksi yang terstruktur. Tapi di balik kekurangan itu, ada satu hal yang tak pernah absen yaitu ketulusan dan ketekunan dalam berkarya. Proses ini menjadi ruang belajar yang sangat berharga untuk memahami pasar, memperbaiki kualitas, dan membangun arah usaha. Dari sinilah Dea Modis mulai bergerak. Meskipun perlahan terus meniti jalan menuju penguatan identitas. Portofolio awal yang sederhana menjadi bukti nyata bahwa setiap perjalanan besar selalu dimulai dari langkah-langkah kecil yang penuh semangat.
Dengan langkah yang perlahan namun pasti, Dea Modis mulai memperluas pengenalan dan penjualan produknya melalui partisipasi di berbagai pameran lokal. Pameran-pameran tingkat kota pun mulai diikuti, membuka peluang bertemu dengan lebih banyak orang dari latar belakang berbeda.Setiap kesempatan pameran menjadi momen penting untuk membawa produk jumputan keluar dari lingkup rumah produksi, menuju ruang publik yang lebih luas. Di stan-stan sederhana itulah, produk pertama kali diperkenalkan kepada masyarakat daerah, mulai dari warga sekitar hingga pengunjung dari instansi pemerintahan dan komunitas kreatif lokal.
Melalui pameran-pameran ini, Dea Modis tidak hanya memamerkan produk, tetapi juga memperkenalkan nilai budaya dan proses handmade yang ada di balik setiap motif jumputan. Pengunjung dapat melihat langsung keunikan pola, kehalusan bahan, serta cerita di balik warna-warna yang digunakan. Perlahan namun konsisten, kehadiran Dea Modis mulai diperhitungkan, dan produk-produk jumputannya mulai mendapat tempat di hati pecinta kerajinan lokal.
Antusiasme masyarakat yang ditemui selama mengikuti pameran lokal menjadi bahan bakar semangat bagi Dea Modis untuk melangkah lebih jauh. Setiap pujian, rasa kagum, hingga pertanyaan tentang proses pembuatan menjadi pengingat bahwa produk jumputan bukan sekadar kain bercorak tetapi sebuah karya tangan yang membawa nilai budaya, ketekunan, dan semangat pemberdayaan lokal. Dari sinilah tekad untuk memperkenalkan produk jumputan handmade Dea Modis ke ranah yang lebih luas mulai dikuatkan. Bukan hanya sebatas mengikuti agenda pameran, tetapi juga dengan mulai merancang strategi promosi yang lebih terarah dengan membangun citra visual yang konsisten serta menyampaikan cerita di balik setiap helai kain yang dikerjakan handmade dan penuh filosofi.
Dengan mulai menjangkau masyarakat yang lebih luas baik melalui pameran, rekomendasi dari pelanggan, pesanan terhadap produk Dea Modis mulai mengalami peningkatan yang signifikan. Respons positif datang dari berbagai kalangan, mulai dari pecinta kain tradisional hingga generasi muda yang mencari gaya unik dan autentik. Setiap pesanan yang masuk bukan hanya angka penjualan, tapi sebuah bentuk kepercayaan bahwa produk jumputan handmade karya ibu-ibu rumah tangga lokal ini layak bersaing dan diminati.
Peningkatan permintaan ini sekaligus membuka peluang baru berupa memperluas kapasitas produksi, melibatkan lebih banyak tangan terampil dari lingkungan sekitar, hingga mulai merancang sistem kerja yang lebih terstruktur agar kualitas tetap terjaga di tengah volume yang bertambah. Momentum ini pun membawa Dea Modis semakin dikenal di kalangan yang lebih luas. Nama brand mulai disebut-sebut di komunitas wastra, komunitas UMKM, hingga muncul di sejumlah publikasi lokal.
Tak hanya fokus mengembangkan brand Dea Modis, Ibu Tuliswati pun mulai dikenal sebagai sosok inspiratif dalam dunia kerajinan jumputan. Pengalaman panjang yang ditempa dari proses trial dan error, kerja konsisten, dan semangat belajar mandiri menjadikannya sebagai pribadi yang tak hanya produktif, tetapi juga layak menjadi pengajar. Semangatnya untuk berbagi ilmu tak pernah padam, bahkan ketika aktivitas produksi sedang padat.
Undangan demi undangan datang dari berbagai daerah, dari pelatihan tingkat kelurahan hingga program pemberdayaan perempuan berskala kabupaten dan provinsi. Ibu Tuliswati mulai dipercaya menjadi instruktur pelatihan jumputan oleh berbagai pemerintah daerah membawa serta pengetahuan yang telah ia bangun selama bertahun-tahun, dari teknik dasar hingga cara mengembangkan motif dan pewarnaan yang berkarakter.
Ibu Tuliswati percaya semakin banyak perempuan yang bisa membuat dan menjual karyanya sendiri, maka semakin besar pula dampak ekonomi dan sosial yang bisa dirasakan oleh komunitas. Di setiap pelatihan, ia tak hanya mengajarkan teknik, tapi juga membagikan kisah jatuh bangun membangun Dea Modis agar peserta bisa melihat bahwa keberhasilan bisa dimulai dari rumah, dari hal sederhana, dan dari tekad yang kuat.
Dengan semangat yang tak pernah padam untuk terus tumbuh dan memperluas jejaring, pada tahun 2020 menjadi momen penting dalam perjalanan Dea Modis. Setelah lebih dari satu dekade dibangun dengan penuh dedikasi oleh Ibu Tuliswati, tongkat estafet perlahan mulai diserahkan kepada generasi kedua. Kini, Dea Modis mulai dikelola oleh Zuha Udia dengan meneruskan semangat dan membawa visi baru tanpa meninggalkan nilai-nilai lokal yang telah diwariskan.
Ditangan Zuha menjadi titik awal transformasi yang segar. Dengan latar belakang yang lebih dekat dengan tren digital, gaya hidup anak muda, dan pemahaman tentang fashion kekinian, Zuha membawa angin baru ke dalam nafas desain Dea Modis. Ia mulai memperkenalkan desain-desain pakaian yang lebih kekinian, warna pakaian yang lebih modern dengan ciri khas warna hitam, merah, dan biru, serta pendekatan pemasaran yang menyentuh generasi milenial dan Gen Z semua tetap berakar dari motif jumputan handmade yang menjadi ruh dari brand ini.
Dalam proses rebranding Dea Modis menjadi “Jumputan Modern Style”, tidak serta-merta semua hal lama ditinggalkan. Justru sebaliknya nilai-nilai dasar yang telah dibangun oleh Ibu Tuliswati sebagai pendiri tetap dijaga dan dirawat dengan penuh hormat. Meskipun tongkat estafet kini mulai dijalankan oleh generasi kedua, Zuha Udia, peran Ibu Tuliswati tetap menjadi bagian penting yang tidak tergantikan.
Meskipun tak lagi sepenuhnya terjun langsung ke proses produksi harian, Ibu Tuliswati masih aktif memberikan arahan, saran teknis, dan masukan desain terutama saat tim menghadapi tantangan dalam produksi. Kehadiran beliau menjadi jembatan pengetahuan yang menghubungkan antara akar tradisi dengan eksplorasi kekinian. Pengalaman panjangnya dalam mengolah warna, memahami karakter kain, dan membangun jejaring lokal menjadi kekuatan yang terus diandalkan.
Proses rebranding ini bahkan membuka ruang kolaborasi yang jauh lebih personal dan berkesan tapi juga sebuah perjalanan bersama antara ibu dan anak yang tidak hanya mengelola bisnis, tetapi juga merajut visi besar dalam bingkai yang saling melengkapi. Zuha membawa perspektif baru, selera pasar anak muda, dan kekuatan digital, sementara Ibu Tuliswati menjaga kedalaman nilai, ketekunan proses, serta warisan keterampilan lokal yang menjadi fondasi. Sinergi lintas generasi inilah yang menjadikan Dea Modis tetap kuat dalam menghadapi perubahan zaman. Rebranding bukan berarti mengganti, melainkan menyempurnakan.
Harapannya sederhana namun kuat agar Jumputan Dea Modis tidak hanya dikenal sebagai produk tradisional yang anggun, tapi juga mampu menjadi simbol gaya hidup anak muda yang kreatif, bangga budaya, dan cinta produk lokal. Perubahan ini bukan sekadar pergeseran tampilan, melainkan strategi jangka panjang untuk menjaga keberlangsungan brand lintas generasi. Dengan kolaborasi antara pengalaman Ibu Tuliswati dan semangat inovatif dari Zuha Udia, Dea Modis kini berdiri di persimpangan yang menjanjikan menyatukan akar tradisi dan gaya masa kini, agar setiap karya jumputan tak hanya indah dikenakan, tapi juga bermakna dan terus relevan di tengah zaman yang berubah.
Dengan kehadiran generasi kedua dalam pengelolaan brand, Dea Modis tak hanya memperbarui tampilan, tetapi juga memperkuat kembali arah langkah melalui visi dan misi yang tetap berakar pada nilai-nilai budaya dan sosial yang sejak awal menjadi fondasi. Visi utama Dea Modis adalah melestarikan teknik ikat celup atau jumputan sebagai bagian dari warisan budaya bangsa. Bagi Dea Modis jumputan bukan hanya teknik pewarnaan kain, tetapi cerminan dari kekayaan tradisi yang penuh filosofi, kesabaran, dan ketekunan. Dengan mempertahankan proses handmade, brand ini terus menunjukkan bahwa karya tradisional bisa tetap hidup dan bernilai di tengah arus modernisasi.
Misi besar lainnya adalah menjadikan jumputan relevan di kalangan anak muda. Dengan pendekatan desain yang segar dan pemasaran yang kreatif, Dea Modis berupaya menjembatani antara nilai-nilai lokal dengan selera global. Melalui tangan kreatif Zuha Udia, kain jumputan kini hadir dalam bentuk pakaian yang trendi, kekinian, namun tetap membawa identitas budaya, agar generasi muda bangga mengenakannya bukan hanya sebagai fashion, tetapi juga sebagai bentuk cinta terhadap budaya sendiri. Melalui sinergi antara nilai tradisi, inovasi, dan misi sosial, Dea Modis percaya bahwa jumputan bukan hanya bisa bertahan tetapi juga bersinar, dikenakan dengan bangga oleh siapa saja, di mana saja.
Seiring dengan berkembangnya waktu dan dinamika pasar yang semakin kompetitif, Dea Modis menyadari pentingnya memiliki identitas yang lebih kuat, spesifik, dan mudah dikenali. Meski telah lama dikenal sebagai produsen jumputan berkualitas yang dikerjakan secara handmade oleh para ibu rumah tangga, brand ini merasa perlu untuk menyampaikan pesan nilai dan arah kreatifnya secara lebih jelas kepada publik. Dari sinilah muncul keputusan penting untuk melakukan rebranding julukan menjadi “Jumputan Modern Style.”
Julukan ini bukan sekadar penyegaran nama, tetapi cerminan dari perjalanan, semangat, dan arah baru Dea Modis. Kata “Modern Style” menjadi bentuk transformasi nyata dari cara Dea Modis merespons kebutuhan pasar masa kini. Generasi muda kini mencari produk lokal yang tak hanya bernilai budaya, tapi juga bisa dipadukan dengan gaya personal mereka sehari-hari.
Sejalan dengan rebranding menjadi “Jumputan Modern Style” produk-produk Dea Modis semakin dikenal luas berkat keunikan motifnya yang tidak pasaran dan eksklusif di setiap potongannya. Di tengah maraknya industri fashion yang serba cepat dan cenderung seragam, Dea Modis hadir membawa angin segar dengan setiap kain yang diproduksi secara handmade, tanpa pola cetakan massal, dan selalu mengutamakan sentuhan personal.
Keistimewaan produk Dea Modis terletak pada filosofi desain yang terinspirasi dari lingkungan sekitar, dikombinasikan dengan teknik ikat celup yang dieksplorasi melalui proses eksperimental. Hasilnya adalah motif yang benar-benar orisinal, dengan komposisi warna yang tidak bisa diulang secara identik. Setiap potong produk bagaikan karya seni yang unik, otentik, dan tidak mungkin sama persis satu dengan yang lain.
Tak hanya itu, untuk menjaga nilai eksklusivitas dan rasa spesial bagi setiap pelanggan, Dea Modis hanya memproduksi setiap desain dalam jumlah sangat terbatas satu desain hanya untuk satu potong produk. Hal ini menjadikan setiap busana yang dibuat tidak hanya sebagai pakaian, tetapi sebagai identitas personal. Konsumen tidak hanya membeli sebuah produk, melainkan juga memiliki karya yang tak dimiliki orang lain.
Dengan pendekatan ini, Dea Modis berhasil menempatkan diri di hati konsumen sebagai brand lokal yang mengutamakan kualitas, orisinalitas, dan karakter kuat, terutama bagi mereka yang ingin tampil beda dan menghargai karya tangan yang sarat makna. Inilah salah satu alasan mengapa Dea Modis terus eksis dan dicari, terutama oleh anak muda yang bangga mengenakan sesuatu yang tidak bisa ditemukan di tempat lain.
Dea Modis terus berupaya menciptakan produk-produk utama yang relevan dengan tren kekinian. Inovasi bukan sekadar pilihan, tetapi menjadi jembatan penting untuk memastikan bahwa teknik jumputan tradisional tetap hidup dan terus diapresiasi di era modern. Maka dari itu, lahirlah berbagai lini produk yang tak hanya indah secara visual, tapi juga kuat secara identitas desain.
Salah satu contoh nyatanya adalah vest atasan dengan potongan asimetris dengan detail motif yang eksklusif dan limited edition, yang kini menjadi ciri khas Dea Modis. Model ini sangat diminati oleh anak muda yang ingin tampil beda namun tetap elegan. Cutting yang tidak simetris menciptakan siluet unik, dan ketika dipadukan dengan motif jumputan eksklusif serta palet warna berani seperti merah, hitam, dan biru. Produk-produk ini menjadi best seller, terutama karena fleksibilitas penggunaannya cocok untuk acara formal, santai, hingga gaya streetwear yang sedang digemari anak muda.
Tak berhenti di atasan, Dea Modis juga menghadirkan celana dan rok lilit yang tak kalah menarik. Karakter motif dan permainan warna yang kuat membuat setiap potong pakaian terlihat unik dan tidak pasaran, sesuai dengan semangat limited edition yang selalu dijaga oleh brand ini. Setiap produknya adalah busana yang tak hanya fashionable tetapi juga artistik dan penuh makna budaya. Dengan pendekatan desain yang berani namun tetap berpijak pada akar tradisi, Dea Modis membuktikan bahwa produk berbasis budaya bisa tampil modern tanpa kehilangan ruhnya. Setiap karya adalah hasil dari kombinasi antara kreativitas generasi baru dan kearifan lokal yang diwariskan, menciptakan gaya yang tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga penuh nilai.
Selain berinovasi pada motif dan desain, Dea Modis juga berinovasi dalam hal fungsionalitas desain. Salah satu inovasi terbaru yang mencuri perhatian adalah produk “Saisa ToteVest” sebuah karya kreatif yang merepresentasikan perpaduan antara gaya, budaya, dan kepraktisan dalam satu desain Saisa ToteVest adalah produk multifungsi yang bisa dikenakan sebagai vest fashion dengan potongan asimetris yang stylish, sekaligus dapat diubah menjadi totebag praktis untuk berbelanja atau membawa barang. Inovasi ini menjawab kebutuhan konsumen modern yang tidak hanya ingin tampil menarik, tetapi juga menginginkan produk yang fungsional, fleksibel, dan ramah lingkungan. Dengan membawa satu produk, pengguna bisa tampil keren sekaligus siap bepergian tanpa harus membawa tas belanja tambahan. Hal ini juga memberikan solusi untuk mengurangi sampah plastik kantong belanjaan. Peduli pada lingkungan juga menjadi perhatian yang penting bagi Dea Modis.
Dari keunikan kain handmade dan motifnya yang eksklusif inilah yang menjadikan setiap helai mempunyai keistimewaan yang membuat Dea Modis sangat menghargai setiap inci kain yang dihasilkan. Bahkan potongan-potongan kecil atau sisa bahan yang mungkin dianggap tak berguna di tempat lain justru disulap menjadi produk-produk baru yang fungsional, estetik, dan penuh nilai. Filosofi yang dipegang teguh yaitu tidak ada keunikan yang boleh terbuang begitu saja.
Salah satu wujud komitmen ini adalah hadirnya produk seperti Saisa ToteVest Patch, yang memadukan potongan motif unik ke dalam desain multifungsi. Lalu ada juga pita jumputan yang bisa digunakan sebagai hijab accessory atau jepit rambut, menghadirkan aksen budaya dalam tampilan sehari-hari. Selain itu, potongan perca lainnya dirangkai lalu disulap menjadi anting jumputan, hingga tag label produk. Jadi helai terkecilpun selalu kami manfaatkan menjadi produk yang lebih bernilai guna dan bernilai ekonomi. Dari perca kecil lahirlah karya unik yang hanya ditemui di Dea Modis. Semuanya hadir tanpa mengurangi estetika, melainkan memperkuat identitas produk ramah lingkungan.
Melalui langkah-langkah ini, Dea Modis menunjukkan bahwa keindahan bisa ditemukan bahkan dalam potongan-potongan kecil, dan bahwa produk lokal bisa berinovasi tanpa menyisakan limbah yang sia-sia. Inilah bukti nyata bahwa keberlanjutan dan keindahan bisa berjalan beriringan dalam setiap simpul, setiap jahitan, dan setiap helaian karya.
Pilihan produk dari Dea Modis tidak terbatas pada pakaian siap pakai semata. Kain jumputan yang diproduksi secara handmade dengan motif eksklusif juga telah dikembangkan menjadi berbagai produk fungsional dan estetik yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan spesial. Salah satunya adalah produk ini menjadi alternatif yang unik dan berkelas untuk momen istimewa, karena setiap dompet dibuat dari potongan kain jumputan dengan motif yang tidak pernah sama. Hal tersebut memberikan nilai eksklusif dan personal bagi setiap penerima.
Selain itu, kain sarimbit jumputan juga telah menjadi pilihan favorit untuk kebutuhan seragam keluarga, komunitas, hingga seragam acara tertentu. Telah beberapa kali Dea Modis dipercaya untuk memenuhi pesanan kain sarimbit dengan desain motif dan warna yang disesuaikan. Hasilnya, tampilan yang serasi dan tetap eksklusif, sesuai karakter masing-masing pemakai. Produk lain yang juga banyak dipesan adalah hadiah atau gift personal seperti pouch jumputan, scarf, pita, atau aksesori rambut. Produk-produk ini menjadi andalan bagi pelanggan yang ingin memberikan bingkisan bermakna dengan nuansa lokal dan sentuhan handmade. Kualitas produk dan nilai estetiknya menjadikan setiap item layak dijadikan pilihan untuk hadiah yang berkesan.
Setelah melalui proses panjang dalam membangun ulang identitas brand, Dea Modis kini kembali meniti eksistensinya dengan langkah yang lebih terarah dan penuh semangat. Salah satu upaya nyata yang terus dilakukan adalah dengan aktif mengikuti pameran mulai dari skala lokal, regional, hingga nasional. Dari kota asalnya di Yogyakarta, Dea Modis mulai merambah Solo, Malang, dan bahkan hingga ke wilayah Jabodetabek seperti Jakarta, membawa semangat budaya lokal ke panggung yang lebih luas.
Salah satu pameran dalam perjalanan Dea Modis menuju pengakuan nasional adalah Kriyanusa 2024, yang diselenggarakan oleh Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta. Acara tersebut berlangsung meriah pada tanggal 28 Agustus hingga 1 September 2024, dan dibuka secara resmi oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, sebagai bentuk dukungan nyata terhadap pelaku industri kreatif dan kerajinan lokal dari seluruh penjuru negeri.
Dengan mengusung tema “Perajin Muda, Lestarikan Warisan Budaya,” Kriyanusa 2024 menjadi panggung istimewa yang tidak hanya menampilkan produk-produk unggulan dari berbagai daerah, tetapi juga menjadi ajang apresiasi terhadap karya wastra tradisional yang terus berinovasi. Dalam konteks inilah, Dea Modis hadir sebagai representasi dari Yogyakarta, membawa semangat generasi muda untuk melestarikan teknik jumputan sebagai bagian dari warisan budaya Indonesia.
Keikutsertaan dalam pameran tersebut menjadi momen penting bagi Dea Modis bukan hanya sebagai ajang promosi, tetapi juga sebagai sarana validasi karya. Produk-produk limited edition berhasil menarik perhatian pengunjung, termasuk buyer potensial dan komunitas fashion etnik dari berbagai daerah.
Tak hanya berhenti di Kriyanusa, Dea Modis juga mendapat kehormatan untuk tampil dalam salah satu pameran kerajinan terbesar di Asia Tenggara, yakni Inacraft (The Jakarta International Handicraft Trade Fair). Pameran bergengsi ini menjadi ajang tahunan yang mempertemukan ribuan pelaku industri kreatif, desainer lokal, dan pembeli dari dalam dan luar negeri.
Setiap pameran bukan sekadar ajang penjualan, tetapi menjadi momen berharga untuk memperkenalkan filosofi di balik motif dan teknik handmade yang dijaga. Lebih dari itu, pameran juga menjadi ruang perjumpaan dengan pelanggan dari berbagai latar belakang dan selera yang beragam. Menariknya, tiap daerah memiliki preferensi motif, warna, dan gaya yang unik membuat tim Dea Modis terus belajar memahami karakter pasar secara lebih dalam.
Bertemu langsung dengan para pelanggan yang antusias, mendengarkan cerita mereka, dan melihat wajah-wajah puas ketika mengenakan produk Dea Modis menjadi pengalaman yang sangat menyenangkan dan bermakna. Itu semua menjadi pengingat bahwa karya yang dikerjakan dengan hati akan selalu menemukan jalannya, menembus batas wilayah dan generasi.
Harapan kedepannya agar Dea Modis semakin dikenal luas sebagai brand jumputan handmade modern yang tidak hanya menawarkan keindahan visual, tapi juga nilai, cerita, dan semangat pemberdayaan di balik setiap produknya. Melalui pameran demi pameran, satu langkah kecil demi langkah berikutnya, Dea Modis terus menyulam jalannya menuju panggung yang lebih luas baik di hati konsumen maupun di dunia wastra Nusantara.
Dengan semakin eksisnya Dea Modis sebagai pelopor jumputan bergaya modern, respon positif dari berbagai kalangan pun terus mengalir. Tidak hanya dari pelanggan lokal, tetapi juga dari berbagai segmen usia dan latar belakang. Mulai dari anak muda yang mengutamakan gaya unik dan autentik, ibu-ibu yang mengapresiasi karya handmade berkualitas, hingga beberapa influencer yang tertarik mempromosikan produk-produk Dea Modis karena keunikannya.
Ciri khas dari produk Dea Modis yang menggabungkan motif eksklusif, warna yang khas, serta cutting kekinian menjadikan setiap karya tampil berbeda dan mencuri perhatian. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri, khususnya di kalangan anak muda yang mulai mencari alternatif fashion yang tidak pasaran dan mencerminkan identitas personal mereka. Sementara itu, kalangan ibu rumah tangga juga merespon baik karena melihat proses pembuatan produk yang melibatkan sesama ibu-ibu, serta nilai pemberdayaan yang terkandung di dalamnya.
Tidak sedikit pula influencer dan konten kreator di bidang fashion dan budaya lokal yang ikut serta memperkenalkan produk Dea Modis kepada audiens yang lebih luas. Kolaborasi ini tidak hanya mendongkrak citra brand, tetapi juga memperkuat misi utama Dea Modis dalam mengangkat wastra tradisional agar tetap relevan dan menarik di mata generasi masa kini.
Tak jarang, produk Dea Modis menjadi pilihan busana bagi para pembawa acara (Master of Ceremony) dalam berbagai kegiatan resmi maupun nonformal. Hal ini tidak hanya menunjukkan kualitas dan kenyamanan dari produk, tetapi juga menjadi ajang promosi langsung yang efektif di tengah khalayak luas. Ketika dikenakan oleh MC yang tampil di atas panggung, keindahan motif jumputan handmade dengan potongan modern mampu menarik perhatian dan memunculkan rasa penasaran dari para tamu undangan.
Selain tampil dalam acara formal, Dea Modis juga telah beberapa kali ikut serta dalam kegiatan fashion show, baik yang diselenggarakan oleh komunitas kreatif, instansi pemerintahan, maupun event berskala daerah dan nasional. Karya-karya jumputan eksklusif Dea Modis diperagakan dengan anggun oleh para model profesional, memperlihatkan bahwa busana berbasis wastra tradisional tetap bisa tampil modis, elegan, dan mengikuti tren kekinian. Fashion show tersebut menjadi momen penting untuk memperkenalkan koleksi terbaru, mengeksplorasi gaya busana ready-to-wear yang lebih dinamis, serta membuktikan bahwa jumputan bukan hanya sekadar kain tradisi, melainkan juga bagian dari industri mode yang mampu bersaing di panggung mode modern.
Dengan berbagai dukungan tersebut, Dea Modis terus berkomitmen menghadirkan produk yang tidak hanya indah dan berkualitas, tetapi juga membawa cerita, nilai budaya, dan semangat pemberdayaan. Karena setiap helai kain yang dihasilkan bukan sekadar produk, melainkan bagian dari gerakan untuk menjaga warisan bangsa melalui cara yang kreatif dan berkelanjutan.
Seiring berjalannya waktu dan semakin dinamisnya dunia usaha, Dea Modis kini terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan perilaku pasar modern. Dari yang awalnya mengandalkan pemasaran konvensional melalui mulut ke mulut, jejaring lokal, serta keikutsertaan dalam pameran Dea Modis kini mulai menjejakkan langkahnya lebih mantap di ranah digital.
Salah satu transformasi signifikan dalam perjalanan brand ini adalah penggunaan media sosial sebagai etalase virtual untuk memamerkan karya-karyanya. Instagram, TikTok, dan platform digital lainnya kini menjadi panggung baru bagi Dea Modis untuk bercerita, menampilkan proses kreatif di balik layar, mengenalkan motif-motif eksklusif, hingga membangun kedekatan dengan audiens yang lebih luas. Gaya penyampaian pun disesuaikan berupa visual yang estetik, caption yang menginspirasi, dan voice-over storytelling yang hangat, agar lebih mudah diterima generasi muda sekaligus tetap relevan bagi generasi sebelumnya.
Para pelanggan kini dapat menjumpai dan merasakan langsung keunikan produk-produk Dea Modis tidak hanya melalui platform digital, tetapi juga melalui berbagai kanal penjualan offline yang telah tersedia. Salah satunya adalah di butik utama Dea Modis yang terletak di kawasan Tahunan, Umbulharjo, Yogyakarta. Butik ini tidak hanya menjadi tempat transaksi, tetapi juga menjadi ruang temu yang hangat antara pelanggan dan proses kreatif di balik setiap produk jumputan. Selain di butik, produk Dea Modis juga dapat ditemukan di beberapa titik strategis yang mengangkat produk lokal dan kriya unggulan, seperti Pasar Kotagede di Yogyakarta International Airport (YIA).
Tak hanya itu, Dea Modis juga telah merambah e-commerce sebagai kanal penjualan, membuka kesempatan bagi siapa saja dari berbagai daerah untuk memiliki karya jumputan handmade yang sebelumnya hanya bisa ditemukan di pameran atau butik lokal. Produk-produk Dea Modis kini bisa diakses lebih mudah oleh konsumen dari berbagai kalangan dari remaja yang mencari tampilan edgy berbasis budaya, ibu-ibu penggemar fashion etnik, hingga kolektor kain yang menghargai keunikan dan nilai sejarah dalam setiap motif.
Transformasi digital ini bukan sekadar strategi pemasaran, tetapi juga menjadi bagian dari visi Dea Modis untuk kembali mengenalkan kain jumputan di era modern. Melalui pendekatan yang lebih terbuka dan inklusif, Dea Modis ingin memastikan bahwa wastra tradisional tidak hanya bertahan, tapi juga tumbuh dan diterima lintas generasi, lintas platform, dan lintas gaya hidup.
Dengan adanya pemasaran digital yang kini dijalankan secara konsisten, Dea Modis berharap dapat menjangkau pelanggan dari berbagai pelosok daerah di Indonesia, bahkan hingga ke pasar global di masa mendatang. Digitalisasi membuka akses yang sebelumnya terbatas membawa kain jumputan handmade dari Yogyakarta langsung ke layar gawai calon pembeli di seluruh Indonesia.
Melalui media sosial, e-commerce, dan interaksi digital lainnya, Dea Modis tidak hanya memperluas jangkauan pasar, tetapi juga membangun relasi yang lebih hangat dan personal dengan para pelanggan. Ini adalah bagian dari transformasi menuju brand lokal yang adaptif, relevan, dan tetap setia pada nilai budaya. Dea Modis hadir di platform e-commerce populer seperti Shopee dan Tokopedia dengan nama akun “deajumput.” Dan sudah tersedia di laman web sibakuljogja.jogjaporprov yang bekerja sama dengan Dinas Koperasi dan UKM Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dea Modis terus berbenah, tidak hanya dalam aspek desain dan produksi, tetapi juga dalam kelengkapan legalitas dan sertifikasi resmi. Hingga saat ini, berbagai bentuk sertifikasi telah berhasil dikantongi sebagai bukti nyata bahwa produk-produk Dea Modis tidak hanya unggul secara estetika, tetapi juga memenuhi standar mutu dan legalitas yang berlaku.
Sertifikat Halal menjadi salah satu bentuk komitmen dalam menjaga kepercayaan konsumen, khususnya dari kalangan muslim, bahwa proses produksi dilakukan dengan prinsip kehati-hatian dan tidak mengandung unsur yang dilarang. Selain itu, Sertifikat HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) telah diperoleh untuk melindungi kekhasan motif dan desain jumputan eksklusif yang menjadi ciri khas Dea Modis, sekaligus menjadi bentuk penghargaan atas hasil karya dan kreativitas yang orisinal.
Tidak hanya itu, sertifikasi dari Geopark Gunung Sewu Yogyakarta juga turut mendukung penguatan identitas lokal, sebagai bentuk kontribusi Dea Modis dalam mengangkat potensi daerah melalui produk berbasis budaya. Di sisi lain, Sertifikat Batik dan Sertifikat Menjahit menjadi bukti kemampuan teknis yang terstandar, baik dari sisi proses pembuatan motif hingga kualitas penyelesaian akhir produk, yang telah melalui uji kompetensi dari lembaga berwenang.
Dengan semangat baru dan visi yang semakin tajam, Dea Modis tidak hanya berfokus pada pengembangan produk, tetapi juga terus mengembangkan kapasitas usaha dan keterampilan manajerialnya. Salah satu langkah penting dalam proses ini adalah dengan mengikuti berbagai program peningkatan keterampilan, termasuk inkubasi bisnis dan pelatihan kewirausahaan yang difasilitasi oleh berbagai lembaga pemerintah maupun swasta.
Melalui program inkubasi tersebut, Dea Modis mendapat banyak bekal berharga mulai dari strategi pengelolaan keuangan usaha, perencanaan bisnis jangka panjang, digital marketing, hingga manajemen SDM yang lebih profesional. Tidak hanya itu, sesi-sesi mentoring bersama para praktisi bisnis juga menjadi ruang refleksi sekaligus peluang untuk melihat usaha dari sudut pandang yang lebih luas. Setiap ilmu yang diperoleh diimplementasikan secara bertahap dalam struktur kerja Dea Modis. Mulai dari pengelolaan stok yang lebih rapi, sistem produksi yang lebih efisien, hingga cara menyusun HPP (Harga Pokok Produksi) dan strategi penentuan harga jual yang lebih berdaya saing. Tim yang terlibat pun semakin dilibatkan dalam proses kreatif dan operasional, membentuk lingkungan kerja kolaboratif yang saling belajar dan berkembang.
Harapannya, dengan bekal keterampilan yang terus diasah serta fondasi bisnis yang semakin terstruktur, Dea Modis mampu tumbuh secara berkelanjutan di tengah persaingan industri kreatif yang terus berkembang. Tidak hanya hadir sebagai brand lokal yang menghadirkan produk fashion etnik modern, Dea Modis juga berperan sebagai ruang pemberdayaan perempuan—memberikan peluang bagi ibu rumah tangga untuk berkarya, belajar, dan berkembang bersama dalam semangat kolaborasi yang inklusif. Lebih jauh kedepan, Dea Modis berkomitmen menjadi penggerak pelestarian budaya melalui pendekatan inovatif. Setiap produk jumputan yang dihasilkan tak hanya menawarkan keindahan visual, tetapi juga membawa nilai sejarah, filosofi, dan narasi budaya yang diangkat dengan gaya kekinian. Dengan menyatukan nilai tradisi, pemberdayaan, dan digitalisasi, Dea Modis terus melangkah sebagai pelopor mode lokal berbasis kearifan budaya yang siap bersaing di era modern.
Produk Dea Modis dapat ditemukan di sini!
Mau Konsultasi?