Bisnis yang baik bukan hanya soal mencetak keuntungan, tapi juga menyelesaikan masalah. Di Indonesia, peluang tumbuh sangat besar karena konsumsi masyarakat yang kuat, populasi yang besar, serta sumber daya alam yang melimpah. Namun, untuk menarik perhatian investor, kita perlu mendalami bisnis secara data-driven. Inilah yang disebut sebagai data driven opportunity. Peluang yang kita lihat harus diperkuat oleh data—baik potensi pasar, prediksi omset, skenario risiko, maupun perhitungan terhadap kemungkinan kegagalan. Kerja cerdas ini dibangun atas dasar penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Investor juga ingin melihat testimoni, hasil survei, serta bagaimana kita membangun hubungan dengan mitra strategis. Inilah pentingnya membangun kolaborasi 360—melibatkan supplier, perbankan, calon pelanggan, staf, bahkan lingkungan sekitar kita.
Menarik Untuk Dibaca : Kunci Sukses UMKM dari Nol
Setelah memahami dan memvalidasi bisnis dengan data, langkah berikutnya adalah menyusun pitch deck yang profesional. Pitch deck ini harus dikuasai di luar kepala dan bisa disampaikan dalam berbagai format: 1 menit untuk elevator pitch, 3 menit untuk lobby pitch, dan 7 menit untuk presentasi utama. Saya menyebut 7 menit ini sebagai capturing moment in the presentation, karena waktu itulah momen emas untuk menarik perhatian investor. Jika dalam 7 menit kita gagal menyampaikan masalah yang ingin diselesaikan, produk yang ditawarkan, model bisnis, kebutuhan pendanaan, dan langkah tindak lanjut yang diharapkan—maka kita gagal mengkonversi pertemuan pertama menjadi peluang investasi.
Langkah keempat adalah mulai dari jaringan terdekat. Bangun koneksi dari teman, sahabat, kenalan orang tua, atau melalui acara networking bisnis. Jangan abaikan juga kekuatan media sosial seperti Instagram, Facebook, TikTok, dan LinkedIn. Bergabung dengan komunitas bisa membuka pintu untuk menjangkau investor potensial dan memperluas jejaring. Seringkali, investor terbaik bukan datang dari luar negeri, tapi dari lingkungan terdekat yang percaya pada integritas dan visi kita.
Langkah kelima adalah latihan. Teruslah berlatih presentasi, baik dengan partner bisnis, keluarga, atau teman. Minta mereka untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan sulit. Ini penting untuk mempersiapkan diri agar tetap tenang saat menghadapi investor yang kritis. Latihan juga membantu kita memperkuat penyampaian data dan argumentasi, mengasah logika berpikir, dan menjaga fokus. Seperti halnya dalam hidup, keberuntungan akan menghampiri mereka yang melakukan persiapan dengan baik.
Terakhir, investor juga ingin melihat kemampuan eksekusi dan rencana exit strategy yang jelas. Apakah mereka akan mendapatkan keuntungan melalui dividen, IPO, penjualan perusahaan, atau skema pembagian hasil lainnya? Eksekusi dan manajemen yang kuat menjadi daya tarik utama. Investor ingin tahu bagaimana bisnis bisa berkembang dan apa yang akan mereka peroleh. Bahkan, ada skema seperti leverage recap atau penerbitan obligasi untuk mengatur cash flow dan memberikan keuntungan awal bagi investor.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menyiapkan road map bisnis secara rinci, minimal 1–3 tahun ke depan. Fokus utama harus di tahun pertama, namun tetap sampaikan proyeksi skenario untuk tahun ketiga hingga kelima. Dengan persiapan yang matang, semangat tinggi, dan strategi yang tepat, kita bisa mendapatkan investor yang mendukung visi kita, menciptakan lapangan kerja, dan mewujudkan mimpi besar dalam dunia usaha.
Menarik Untuk Ditonton : Mendesain Model Bisnis
Mau Konsultasi?