Cara Berkomunikasi Secara Efektif
Hai, bagaimana cara berkomunikasi dengan efektif? Saya akan memberikan Anda dua skenario, lalu Anda bisa memilih mana yang lebih relevan dalam kehidupan nyata.
Skenario A: Karena pesan yang saya sampaikan diterima, maka saya sebagai pembicara juga diterima.
Skenario B: Karena saya sebagai pembicara diterima, maka pesan yang saya sampaikan juga diterima.
Menurut Anda, mana yang lebih sering terjadi di dunia nyata? Saya yakin Anda sudah memiliki jawabannya. Setelah jeda ini, saya akan menjelaskan jawaban saya, mengapa demikian, dan bagaimana Anda bisa mengaplikasikannya.
Sebelum itu, jika Anda belum subscribe, silakan subscribe sekarang.
Bagi Anda yang menjawab skenario B, Anda benar! Walaupun skenario A tidak sepenuhnya salah, dalam kenyataannya skenario B lebih sering terjadi.
Buktinya? Banyak perusahaan menggunakan artis atau influencer untuk mengiklankan produk mereka. Mengapa? Karena ketika masyarakat menyukai artis tersebut, mereka lebih mudah menerima dan membeli produk yang diiklankan. Hal ini juga terjadi di dunia media sosial, di mana banyak brand menggunakan influencer untuk endorse produk mereka.
Sekarang, apa relevansi dari konsep ini dalam komunikasi efektif?
Ada satu prinsip penting dalam komunikasi yang perlu Anda pahami:
“We tend to listen to and believe people we like and people we respect.”
Artinya, kita cenderung lebih mau mendengarkan dan mempercayai orang yang kita sukai dan orang yang kita hormati.
Jadi, jika Anda ingin lawan bicara lebih cepat menerima, memahami, dan menyetujui saran, usulan, atau penawaran Anda, maka selain fokus pada isi pesan (konten), Anda juga harus memastikan bahwa diri Anda sendiri diterima, disukai, dan dihormati oleh lawan bicara.
Sayangnya, banyak orang yang tidak menyadari ini. Mereka terlalu fokus pada isi presentasi, proposal, atau penawaran mereka, tetapi melupakan bagaimana cara membangun hubungan baik terlebih dahulu.
Bertahun-tahun lalu, saya mengikuti sebuah seminar besar di Jakarta dengan lebih dari 5000 peserta. Ada empat pembicara dalam acara itu: saya sendiri, Pak Adi Gunawan, Dr. Lula Kamal, dan seorang pembicara asing dari Australia bernama Paul Dunn.
Ketika MC memperkenalkan kami satu per satu, tepuk tangan dari audiens cukup meriah untuk saya, Pak Adi, dan Dr. Lula Kamal karena audiens sudah mengenal kami.
Tapi, bagaimana dengan Paul Dunn yang belum dikenal oleh audiens?
Saat namanya dipanggil, dia tidak langsung naik panggung. Sebaliknya, dia masuk bersama empat panitia yang masing-masing membawa kantong kresek hitam berisi ratusan boneka kecil, gantungan kunci, dan souvenir lainnya dari Australia.
Begitu dia memasuki ruangan, panitia mulai membagikan boneka dan souvenir tersebut ke audiens. Orang-orang berebut untuk mendapatkannya. Paul sendiri juga membagikan langsung kepada beberapa peserta.
Menarik Untuk Dibaca : Dua Penyakit Pemimpin
Setelah semua boneka habis, barulah Paul Dunn naik ke panggung dan menyapa audiens, “Halo, Indonesia!”
Apa yang terjadi? 5000 orang serentak berdiri dan bertepuk tangan dengan sangat meriah!
Padahal, kami bertiga sebelumnya sudah berbicara dan mendapat tepuk tangan biasa. Tetapi hanya dalam waktu lima menit, Paul Dunn berhasil membuat audiens menyukainya bahkan sebelum dia mulai berbicara.
Mengapa ini bisa terjadi? Karena dia melakukan sesuatu yang membuat audiens menyukainya terlebih dahulu. Begitu orang sudah suka, apapun yang dia katakan akan lebih mudah diterima.
Sering kali, kita ingin menyampaikan sesuatu kepada kolega, bawahan, supplier, atau pelanggan dan berharap mereka menerima usulan kita. Namun, kita hanya fokus pada pesan yang ingin disampaikan tanpa memperhatikan bagaimana cara membangun hubungan terlebih dahulu.
Ingatlah:
Pastikan Anda diterima dulu.
Pastikan Anda disukai dan dihormati dulu.
Jika orang sudah suka dan respect kepada Anda, maka pesan yang Anda sampaikan akan lebih mudah diterima.
Sebaliknya, jika seseorang sudah tidak suka atau tidak respect kepada Anda, mereka bahkan enggan untuk mendengarkan, apalagi menerima apa yang Anda sampaikan.
Komunikasi efektif bukan hanya tentang isi pesan, tetapi juga tentang bagaimana kita membangun hubungan dengan lawan bicara. Mulai sekarang, perhatikan bagaimana Anda bisa membuat orang lebih menyukai dan menghormati Anda sebelum menyampaikan pesan penting.
Menarik Untuk DItonton : Inspirasi Bisnis Batik Manunggal
Mau Konsultasi?