Satu hal yang selalu saya hindari dalam berbicara mengenai materi bisnis adalah leadership. Alasannya sederhana: saya merasa jauh dari kepantasan untuk menjadi seorang pemimpin yang baik. Namun, materi ini mau tidak mau tetap harus dibagikan, karena ujung-ujungnya bisnis adalah tentang leadership. Oleh karena itu, saya hanya akan berbagi ajaran-ajaran yang saya dapatkan dari guru-guru saya. Jangan anggap saya sebagai sosok ideal seorang pemimpin—saya belum sampai di sana, tetapi insya Allah sedang menuju ke arah itu.
Sebagai pemimpin, kita mau tidak mau akan dihadapkan pada tanggung jawab memimpin manusia, baik secara langsung maupun remote. Saya pribadi lebih memilih pendekatan tatap muka karena, bagi saya, membangun manusia jauh lebih efektif jika dilakukan secara langsung. Leadership bukan tentang menyenangkan semua orang, tetapi tentang mencapai tujuan dengan mematuhi nilai-nilai yang telah disepakati bersama.
Menarik Untuk Dibaca : Bisnis GoPro Terjun Bebas
Tidak Tegaan
Tegas bukan berarti sadis. Tegas berarti berani mengambil keputusan, meski keputusan itu tidak menyenangkan semua orang. Saya memiliki prinsip bahwa karyawan yang telah diterima tidak akan dikeluarkan kecuali ada alasan yang sangat kuat, terutama terkait attitude.
Attitude adalah prioritas utama. Jika seorang karyawan memiliki attitude buruk—suka mengadu domba, berpolitik, atau sering menunda pekerjaan—dia akan menjadi virus bagi tim. Kejujuran saja tidak cukup. Yang kita butuhkan adalah orang yang handal, yaitu mereka yang dapat diandalkan untuk menyelesaikan amanah tanpa alasan dan penundaan.
Setelah attitude, baru kita bicara tentang minat, bakat, dan kapasitas. Minat dan bakat seseorang harus dipetakan dengan jelas. Jika dia minat di bidang tertentu tetapi ditempatkan di bidang yang berbeda, performanya tidak akan optimal. Namun, jika harus memilih antara minat dan bakat, saya cenderung mendahulukan minat karena minat mendorong seseorang untuk belajar dan berkembang.
Like and Dislike Berlebihan
Ini adalah penyakit saya di masa lalu. Saya cenderung ekstrem: jika suka dengan seseorang, saya bisa memberikan segalanya, tetapi jika tidak suka, saya bahkan enggan bertemu. Sikap ini pernah ditegur dan menjadi pelajaran besar bagi saya untuk berubah.
Ayah saya pernah berkata, “Hari ini seorang office boy bisa menjadi direktur, dan sebaliknya, seorang direktur bisa menjadi office boy, hanya karena like and dislike yang berlebihan.” Sebagai pemimpin, kita harus berhati-hati agar tidak terjebak dalam sikap ini. Jangan sampai sikap tidak suka membuat kita berlaku tidak adil, dan jangan sampai sikap suka membuat kita memanjakan seseorang tanpa melihat kompetensinya.
Karyawan Kompeten tetapi Tidak Menyenangkan
Jika karyawan tersebut kompeten tetapi memiliki attitude buruk, saya cenderung mempertahankan mereka untuk proyek jangka pendek. Namun, ruang lingkupnya harus dibatasi agar tidak memengaruhi tim secara negatif.
Karyawan Menyenangkan tetapi Tidak Kompeten
Untuk karyawan dengan attitude baik tetapi belum kompeten, mereka adalah investasi jangka panjang. Kompetensi dapat ditingkatkan melalui pelatihan dan pendampingan. Orang-orang seperti ini biasanya akan menjadi tulang punggung organisasi di masa depan.
Kita juga harus waspada terhadap karyawan yang manipulatif, yang hanya mencari muka di depan tetapi berbeda di belakang. Pemimpin harus cerdas membaca situasi ini. Jangan hanya percaya pada opini satu pihak, tetapi cari informasi dari berbagai sumber untuk mendapatkan gambaran yang lebih objektif.
Sebagai seorang pemimpin, kita harus mampu mengambil keputusan dengan objektif. Berpeganglah pada nilai-nilai yang adil, hindari sikap tidak tegaan, dan jangan terjebak dalam like and dislike yang berlebihan. Karyawan yang menyenangkan dengan attitude baik adalah aset jangka panjang, sementara yang kompeten tetapi kurang menyenangkan bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan jangka pendek dengan batasan yang jelas.
Leadership dalam bisnis bukan hanya soal mencapai tujuan, tetapi juga perjalanan spiritual untuk menumbuhkan diri. Dengan terus belajar dan memperbaiki diri, insya Allah kita akan menjadi pemimpin yang lebih baik bagi tim dan organisasi.
Menarik Untuk Ditonton : Cara Menghitung Modal Usaha
Mau Konsultasi?