Ada beberapa tujuan utama dalam membuat iklan. Pertama, awareness, yaitu mendapatkan exposure seluas-luasnya. Viral adalah salah satu cara ampuh untuk mencapainya, tetapi iklan viral belum tentu menghasilkan awareness yang sesuai dengan inti pesan produk atau merek. Yang kedua adalah consideration, yang lebih sulit dicapai. Tahap ini bertujuan mendorong konsumen mempertimbangkan atau bahkan membeli produk.
Mengapa Memahami Cara Berpikir Konsumen Penting?
Tugas marketer bukan sekadar to communicate tetapi to persuade. Untuk membuat iklan yang persuasif, kita perlu memahami bagaimana manusia berpikir dan memproses informasi. Pikiran manusia sangat kompleks dan sulit dipahami sepenuhnya. Namun, kita tidak boleh menjadikannya alasan untuk tidak mencoba memahami perilaku konsumen. Salah satu framework penting dalam memahami cara berpikir manusia adalah konsep dua mode berpikir: pilot dan autopilot.
Pilot (Logis):
Mode berpikir ini menggunakan logika dan rasionalisasi penuh. Pilot bekerja ketika tidak ada data atau pengalaman sebelumnya, sehingga semua harus diproses secara rasional.
Autopilot (Nonlogis):
Autopilot bekerja berdasarkan database atau pengalaman yang sudah tersimpan. Prosesnya tidak melibatkan rasionalisasi lagi karena keputusan dibuat secara cepat dan efisien.
Menarik Untuk Dibaca : Strategi Kreatif Diesel
Dalam kehidupan sehari-hari, autopilot lebih dominan karena hemat energi dan memungkinkan multitasking. Misalnya, saat melihat iklan, autopilot memproses elemen desain, ekspresi, atau storytelling yang menyentuh emosi, sementara pilot memproses informasi logis seperti fitur produk.
Tahapan Penting dalam Membuat Iklan Persuasif
Awareness dan Relevansi
Awareness adalah tahap awal di mana pesan iklan mulai diserap oleh konsumen. Tingkat penyerapan informasi sangat bergantung pada relevansi pesan dengan kebutuhan atau minat konsumen. Oleh karena itu, marketer perlu memahami apa yang relevan bagi konsumen, bukan hanya berfokus pada apa yang ingin disampaikan oleh merek. Pesan yang relevan harus dikemas dengan framing yang tepat agar mudah dipahami dan menarik perhatian.
Familiarity melalui Repetisi
Familiarity atau rasa akrab dengan sebuah merek atau produk terbentuk melalui repetisi. Konsumen membutuhkan eksposur berulang terhadap pesan iklan untuk membangun database dalam autopilot mereka. Repetisi yang konsisten, baik dari segi tampilan, tone, maupun storytelling, membantu menurunkan defense mechanism konsumen, sehingga mereka lebih terbuka terhadap merek.
Emotional Value
Setelah familiarity terbentuk, iklan perlu menyampaikan emotional value yang kuat. Nilai emosional ini bisa berupa rasa aman, kepercayaan, atau bahkan kekerenan yang terkait dengan merek. Proses ini sering kali terjadi di bawah sadar dan sulit dijelaskan secara logis, tetapi sangat memengaruhi keputusan konsumen.
Rational Consideration
Tahap terakhir adalah memberikan alasan rasional untuk mendukung keputusan pembelian. Bahkan pembelian yang didominasi oleh emosi sering kali memerlukan alasan rasional untuk membenarkan keputusan tersebut. Dalam beberapa kasus, seperti produk high involvement, logika memainkan peran utama, tetapi tetap didukung oleh faktor emosional seperti reputasi merek.
Kesimpulannya adalah Iklan yang persuasif tidak hanya menginformasikan tetapi juga memengaruhi konsumen untuk mengambil langkah menuju pembelian. Untuk mencapainya, iklan harus:
Membangun Awareness dengan pesan yang relevan dan mudah diingat.
Meningkatkan Familiarity melalui repetisi dan konsistensi pesan.
Menghadirkan Emotional Value yang memperkuat hubungan emosional antara konsumen dan merek.
Memberikan Rational Consideration sebagai dukungan logis untuk keputusan pembelian.
Ketika semua elemen ini terpenuhi, iklan tidak hanya menjadi alat komunikasi tetapi juga sarana persuasi yang efektif dalam menggerakkan konsumen ke arah pembelian.
Menarik Untuk Ditonton : Cara Optimasi Instagram
Mau Konsultasi?