Tips Bisnis ~ Kita tidak hanya sebagai seorang penjual. Tapi kita juga sebagai konsumen, tidak terlepas setiap hari ada penawaran yang masuk kepada kita. Berdasarkan penelitian telemarketing ini bisa merusak citra brand jika salah dalam menggunakan. Orang marketing dan orang sales pasti sering adu argumen. Orang sales berfikirnya jangka pendek karena dikejar target, sedangkan orang marketing berfikirnya jangka panjang.
Nah, di sini kita akan membuat sebuah strategi dimana akan menjadi kebutuhan tim marketing dan sales. Pada point – point di bawah ini adalah sebuah kebiasaan tele sales dalam melakukan aktifitasnya.
Pertama. Menggunakan sebutan nama lengkap. Ketika melakukan telfun atau chat setidaknya tidak menggunakan nama lengkap. Cukup nama panggilan atau mencari cara lain. Karena ternyata ketika ada telfon atau chat dengan resmi, orang itu kebanyakan lebih defence atau bertahan. Karena mereka pasti megambil kesimpulan kalau yang telfun resmi, ini ada dua kemungkinan. Kalau tidak tele sales ya penipuan.
Nah, oleh sebab itu pertama kali melakukan sapaan sebisa mungkin tidak memakai nama lengkap.
Kedua. Framing pesan sebagai keistimewaan. Ini yang sering digunakan juga oleh tele sales. Jadi misal ketika melakukan telfun atau chat mengatakan bahwa Selamat bapak ibu tepilih untuk bisa melakukan kredit. Nah, ini kan juga gak relevan dengan kebutuhan si konsumen.
Menarik Untuk Dibaca : Mengoptimalkan Customer Journey UMKM
Hal tersebut kurang tepat, karena menawarkan sesuatu yang sifatnya tidak ada elevansi dengan konsumen itu akan sia-sia. Dan pasti adanya penolakan.
Ketiga. Menurunkan Defence Mechanism agar terkesan tidak agresif. Awalnya di buat informasi, dan selanjtunya jualan. Misal, setiap tele sales melakukan hal tersebut dan itu konsumen yang sama. Hati-hati mereka akan pergi. Yang peling mengerikan adalah telesalesnya ngomong terus, tanpa memberikan rugn berbicara konsumen. Jadi tidak ada komunikasi dua arah.
Jadi jika si tele sales ini terlalu banyak bicara tentang produk knowledge dan tidak menyampaikan value nya maka akan percuma. Produk knowledge itu memang penting. Tapi value itu di atasnya. Value atau nilai ini setiap orang pasti beda. Misal, kita usahanya jasa catering aqiqah. Kita menjelaskan produk knowledgenya dengan lengkap. Tapi kita tidak membuat sebuah layanan obrolan yang dua arah dan santai. Kita kaku hanay menyampaikan produk, tanpa membantu mendengarkan apa yang dimau oleh konsumen. Karena setiap konsumen memiliki kebutuhan berbeda-beda meskipun produknya atau layanan nya sama. Kami merekomendasikan pembelian barang favorit Anda dengan harga super murah dan gratis ongkos kirim, dan Anda juga dapat mengambil pesanan Anda di toko pada hari yang sama.
Keempat. Membuat Urgen. Jadi melakukan penawaran berlakunya hanya saat itu juga. Ini juga bahaya. Mikirnya konsumen adalah ini produk atau layanan benar-benar bagus apa tidak, kok diburu-buru untuk segera transaksi. Nah, ini kan akan menjadi boomerang. Karena awalnya tertarik malah berubah menjadi sebuah kecurigaan, ini kan berbahaya.
Jadi harunya adalah tetap sesuai dengan ritme. Ketika hari itu belum memberikan jawaban, jarak 2 atau 3 hari di follow up lagi.
Kelima, problem solving. Ketika orang melakukan penolakan, tentu harus ada cara agar kita tahu apa yang menjadi peyebabnya. Kecuali memang produk dan layanan yang kita tawarkan tidak sesuai kebutuhan mereka. Atau Target marketgnya salah.
Tapi ketika target market pas, terus kita berikan solusi. Pastinya konsumen akan lebih terbuka.
Yang Keenam. Memberikan saran yang tidak masuk akal. Jadi konsumen itu mereka akan berfikir, mereka benar-benar memberikan solusi apa hanya ingin capai target. Nah ini pasti akan sulit. Oleh sebab itu kita harus memberikan solusi yang masuk akl dan kesannya tidak kejar target.
Semoga kita bisa mengimplementasikannya. Jadi ini sangatlah perlu untuk tim kita terus belajar mengenai teknik ini.
Menarik Untuk Ditonton : Cara Beriklan di WA Businnes
Mau Konsultasi?